1.
Membesarkan
Perusahaan Dengan Media
Perusahaan
maupun institusi (lembaga) yang hidup di era modern seperti sekarang tidak akan
bisa survive dan berkembang dalam menghadapi persaingan tanpa menggandeng media
massa (cetak maupun elektronik). Pasalnya, kekuatan sebuah media diyakini
banyak kalangan mampu membangun image positif sebuah institusi. Faktanya, semua
perusahaan besar di dunia seperti, Nokia, Microsoft, dan Yahoo, bisa menggurita
dan dikenal masyarakat luas berkat membangun jalinan dengan media. Karena hidup
matinya sebuah perusahaan modern mutlak ditentukan hubungan perusahaan melalui
kemampuan public relations (PR) atau biasa disebut Hubungan Masyarakat (Humas)
dalam menjalankan tugasnya menggandeng media sebagai partner untuk mendongkrak
kinerja perusahaan. Menurut Al & Laura Ries, dalam bukunya The Fall of
Advertising and The Rise of PR mengemukakan bahwa untuk dapat memenangi
kompetisi, satu-satunya cara untuk mengalahkan kompetitor adalah dengan cara
memenangkan pertempuran di media massa. Perusahaan modern biasanya akan
membentuk unit kerja yang bernama public relations yang ditugaskan menjalin
hubungan baik dengan media. Pekerjaan sebagai praktisi PR sangat berat karena
membawa nama baik perusahaan. Sehingga citra perusahaan dipertaruhkan betul di
tangan PR. Jika Humas mampu melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik,
otomatis perusahaan akan ikut terdongkrak citra positifnya di mata masyarakat.
Karena itu, keberadaan PR menjadi titik sentral bagi terbangunnya image
perusahaan. Era sekarang, di mana segalanya harus melibatkan media massa, maka
PR yang cerdik harus mencari celah untuk memaksimalkan adanya media massa bagi
keberadaan perusahaan. Pada intinya tugas merangkul media untuk membesarkan
perusahaan di mana bernaung tidak boleh tidak dilakukan. Pasalnya jika PR mampu
memenangkan pertempuran media, maka hal itu sama saja perusahaan tersebut
berhasil mengalahkan kompetitor dan mendapatkan pasar yang diinginkan. Bukti
nyata kekuatan PR modern dalam memenangkan pertempuran di media massa adalah
banyaknya Non Goverment Organization (NGO) atau Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) yang hidup dan berkembangnya ditentukan berkat jalinan timbal balik
dengan media. Greenpeace, World Wildlife Fund (WWF), PETA, dan Amnesty
International bisa menjadi LSM besar dan dikenal masyarakat dunia berkat
keberhasilannya menjalin hubungan khusus dengan media yang senantiasa
mempublikasikan setiap acaranya. Karena itu, tugas dan fungsi Humas adalah
sebagai instrument yang berfungsi menyampaikan keunggulan sebuah produk maupun
jasa yang ditawarkan perusahaan kepada masyarakat, yang diharapkan bisa
membentuk citra positif kepada pihak ketiga (target sasaran). Satu-satunya cara
agar tujuan perusahaan tersebut bisa terealisir adalah menggandeng dan terus
menjaga hubungan baik dengan pihak media. Untuk itu, media relations adalah
wajib hukumnya bagi PR karena keuntungan menjalin hubungan dengan media bisa
berdampak pada meningkatnya brand image, yang berujung pada meningkatnya produk
atau jasa yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen atau pasar. Jika dulu iklan
dipandang sebagai cara ampuh untuk membentuk citra perusahaan, sekarang tidak
lagi. Perusahaan yang berwawasan modern saat ini pasti mengandalkan kemampuan
Humas. Karena sekarang masyarakat cenderung sudah cerdas dan selektif dalam
menilai iklan yang dipasang di media. Karena itu, celah untuk dapat membentuk
citra positif adalah dengan menerapkan strategi public relathionship dengan
media massa agar merek produk maupun jasa yang ditawarkan dapat dipublikasikan
dan dikenal hingga masuk dalam benak masyarakat. Karena di tengah arus
informasi yang cepat berubah mustahil perusahaan maupun institusi bisa
berkompetisi dan bersaing tanpa menjalin hubungan baik dengan media. Image
building sebuah lembaga merupakan hal mutlak yang harus selalu dilakukan.
Memang untuk mencapainya (pembentukan citra positif) dibutuhkan kejelian
strategi dari PR yang handal dalam ’menjinakkan’ media, dan juga sebuah cost
yang tidak sedikit. Tetapi hasil yang bakal ditimbulkan sangat luar biasa besar
manfaatnya bagi perusahaan jika dibandingkan hanya melalui pemasangan iklan
semata.
Contoh
paling mutakhir kedahsyatan hubungan media adalah perusahaan Microsoft. Padahal
jika ditelisik lebih jauh, Bill Gates bersama Microsoft-nya sedikit sekali
mengalokasikan anggaran perusahaan untuk pemasangan iklan di media massa.
Tetapi satu yang membedakan Microsoft dengan perusahaan lainnya di dunia ini
adalah mereka dengan cerdas mampu memanfaatkan jaringan media, dan terus
menjaga hubungan baik.. Sederhana, tetapi dampaknya luar biasa positif bagi perkembangan
perusahaan. Strategi yang tidak pernah
ditinggalkan tersebut berdampak pada seringnya Microsoft dan Bill Gates muncul
di pemberitaan. Dengan semakin seringnya muncul mereka di koran dan ditayangkan
televisi, serta internet, Microsoft pun jadi semakin dikenal masyarakat dan
memiliki citra positif di benak masyarakat. Hingga Microsoft menjadi acuan
pertama karena paling diingat masyarakat ketika mereka akan membeli produk yang
ditawarkan.
Hubungan Media (Konsep
dan Aplikasi) mencoba menyadarkan kita semua bahwa keberadaan media sangat
penting bagi keberlanjutan sebuah institusi maupun perusahaan jika ingin
memenangi kompetisi. Karena perusahaan besar di dunia bisa menjadi leader
dibanding kompetitornya bukan lantaran berpromosi secara besar-besaran,
melainkan dengan cara menjalinan kerjasama baik dengan media.
2.
Media Relation Antara Teori dan Fakta
Secara
teori, media relations memiliki fungsi atau peran pertama berkenaan dengan
komunikasi, kedua berkenaan dengan pemberian informasi atau memberi tanggapan
pada pemberitaan media atas nama organisasi atau klien. Kenapa demikian? Hal
ini lebih dikarenakan dewasa ini media massa sudah menjadi bagian dari banyak
orang. Nyaris tak ada kegiatan yang tak melibatkan media massa dalam kehidupan
kita. Oleh karenanya, organisasi mau tidak mau membutuhkan sebuah hubungan baik
dengan media yang oleh praktisi PR
menjadi salah satu roh penting dalam aktivitas Public Relations. Terkait
dengan ketrampilan kita dalam menulis siaran pers, membuat laporan liputan media
atau mendokumentasikan kegiatan sedangkan analisis adalah kegiatan yang membutuhkan
intligensia tentang bagaimana menghadapi / menanggapi opini publik, membaca
kecenderungan, atau merumuskan permasalahan berdasarkan berbagai data yang
dimilikinya.
Pemaparan di
atas memang tidak secara spesifik berkaitan dengan fungsi dan tugas seorang
media relations officer, melainkan penekanan pada kompetensi seorang PR yang
selain harus memiliki kemampuan teknis juga harus menguasai dan mampu membuat
sebuah analisa akan perkembangan opini publik atau perusahaan/ organisasi.
Kembali lagi kepada definisi media relations, secara teori seperti dalam
glosarium, media relations adalah berhubungan dengan para wartawan dalam upaya
untuk membina hubungan yang baik dengan media siaran, cetak, dan online. Dari
sini Media Relations Officer bisa juga disebut sebagai perpanjangan tangan PR
dalam membina hubungan baik dengan media massa. Melihat tugas media relations tersebut
jelas bahwasannya peran seorang media relations dalam menyukseskan program dan
perencanaan strategi PR menjadi sangat krusial dan penting walaupun tetap saja
bisa disebut sebagai seorang executor dari program-program PR.
Menjawab
pertanyaan peserta tentang bagaimana praktik dan fakta yang ada dilapangan
serta banyaknya organisasi yang tetap memilih/menujuk seorang media relations
dari luar organisasi, ini tentu tidak bisa disama ratakan. Pertama mungkin saja
dalam departemen PR (humas) organisasi tersebut belum memiliki staff media
relations yang memang dekat dan memiliki hubungan baik dengan media atau lebih
pada soal efektivitas dan simplisitas. Tak ada yang salah dengan dua
pertimbangan ini. Karena urusan menjaga, menjalin dan membina hubungan baik
dengan media memang bukan sesuatu hal yang mudah. Secara sederhana bisa
diilustrasikan bahwasanya menjalin hubungan baik dengan media ini seperti
halnya kita menjalin hubungan dengan pasangan. Sangat kompleks dan banyak hal
yang musti diperhatikan. Dengan demikian tak ada salahnya organisasi
mempercayakan hal ini kepada orang yang memang memiliki selain network ke media
juga kedekatan hubungan dengan
masing-masing media termasuk memahami secara baik seluk-beluk media
massa. Faktor lainnya adalah biaya. Kebanyakan
jasa media relations yang ditawarkan selain sangat terjangkau, hasil yang
diberikan pun juga cukup professional dan memuaskan. Hal tersebut mungkin dianggap
lebih paktis bagi beberapa organisasi, namun demikian bagi sebagian organisasi
lainnya lebih memilih menggunakan jasa PR secara menyeluruh dengan mengundang
atau menunjuk perusahaan yang bergerak di bidang PR Consultant atau tak sedikit
organisasi yang memilih memberdayakan peran dan fungsi PR di dalam organisasinya
dengan mengikutsertakan staff PR, corporate secretary atau external communications atau departemen lain
ke berbagai pelatihan baik secara general membahas tentang PR atau secara
khusus tentang media relations yang di dalamnya terdapat banyak hal mulai dari
pemetaan media (mediascape), pemahaman alur kerja media hingga bagaimana cara
berhadapan dan menjalin hubungan dengan media, bagaimana membuat sebuah event
yang menarik dan melibatkan media seta aspek-aspek lainnya hingga teknik
penulisan naskah Public Relations. Hal ini bisa jadi adalah pilihan tepat guna
mencetak staff yang handal berkenaan dengan komunikasi sehingga mampu
menjalankan fungsi PR sebagai jembatan antara organisasi dengan publiknya.
Media Relations
= Event Organizer
Fakta yang
terjadi dilapangan, baik media relations officer maupun independent media
relations menjalankan fungsinya lebih dari sekedar menjalin dan menjaga
hubungan baik kepada para wartawan (media) dengan berusaha secara aktif
memenuhi kebutuhannya akan informasi guna mendapatkan publisitas bagi
organisasinya. Seorang media relations officer atau independent media relations juga harus menjalankan
fungsinya dalam mempersiapkan, mengatur dan menyelenggarakan event (press
conference / editor gathering / lainnya) termasuk juga melakukan fungsi memonitor,
kliping dan menganalisa publisitas (atau sering disebut sebagai aktivitas event
management) yang ada terkait dengan pemberitaan organisasi.
Di tingkatan
ini, media relations officer setelah menyelesaikan tahapan-tahapan dalam event management
hingga membuat sebuah report dari kegiatan publisitas tersebut kemudian menyerahkannya
ke public relation officer / manager yang selanjutnya dibahas di tingkat
manajemen. Hasil dari kegiatan ini kemudian bisa digunakan sebagai masukan
maupun bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan organisasi selanjutnya.
Seorang media relations officer kemudian kembali menjalankan fungsinya dalam
berusaha menjalin dan membina hubungan baik dengan media termasuk menindak
lanjuti program publisitas yang diselenggarakan. Ada beberapa kegiatan yang
biasa dilakukan setelah event berlangsung yang bertujuan untuk tetap
menginformasikan progress dari kegiatan yang telah dijalankan. Misalkan acara
tersebut adalah acara press conference dalam rangka ”Paparan Publik
dan Penawaran Perdana Saham (Initial Public Offering / IPO). Untuk jenis kegiatan
ini kerja media relations belumlah selesai setela menyerahkan laporan publisitas
atas kegiatan tersebut. Hal ini dikarenakan ada langkah-langkah lanjutan
3.
Strategi
Media Relation KPK dalam memberantas Korupsi
Media
memiliki peran penting. Bukan hanya menyajikan pemberitaan yang aktual, tetapi
juga mampu menggerakkan seseorang melakukan demonstrasi. Masih hangat diingatan
kita semua tentang insiden 5 oktober.
Ketika gedung KPK disantroni korps cokelat bertepatan dengan pemeriksaan Djoko
Susilo. Salah satu tersangka kasus simulator SIM. Insiden tersebut, kemudian
tersiar dengan cepat di media massa. Seluruh stasiun TV maupun cetak (koran)
mengulasnya sedemikian rupa. Tidak menunggu lama gelombang dukungan terhadap
lembaga antikorupsi (KPK) berdatangan. Mahasiswa dan masyarakat penggiat
antikorupsi membentangkan Spanduk SAVE KPK SAVE INDONESIA di jalan raya. Sambil
berorasi mengutuk insiden tersebut.
Media memang telah
menjadi mitra strategis dalam pemberantasan korupsi. Bambang Widjojanto (wakil
ketua KPK) menegaskan sekurangnya ada lima peran pers (media) dalam
pemberantasan korupsi. Pertama, melakukan pengawasan internal aparat birokrasi.
Kedua, proses laporan masyarakat. Ketiga, pencegahan korupsi. Keempat,
penindakan korupsi. Kelima, rehabilitasi akibat korupsi. Dalam Pasal 15 huruf b
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi berkewajiban memberikan informasi kepada masyarakat yang memerlukan
atau memberikan bantuan untuk memperoleh data lain yang berkaitan dengan hasil
penuntutan tindak pidana korupsi yang ditanganinya. Serta KPK melalui Deputi
Bidang Pencegahan memiliki tugas pendidikan dan penyebaran budaya antikorupsi
kepada pemerintah, masyarakat dan swasta melalui mass media baik elektronik
maupun cetak.
Kewajiban KPK dalam
pencegahan dan pemberantasan korupsi sejalan dengan peran media. Pertama,
Memberi dan menyediakan informasi tentang peristiwa yang terjadi kepada
masyarakat. Kedua, sarana pendidikan massa (mass education) pers memuat tulisan
yang mengandung pengetahuan sehingga menambah pengetahuan dan wawasan
masyarakat. Ketiga, fungsi hiburan. Media memuat hal-hal yang bersifat hiburan
guna mengimbangi berita-berita berat dan artikel-artikel berbobot. Keempat,
media sebagai kontrol sosial. Fungsi ini mengandung nilai-nilai demokrasi,
seperti Social Participation (keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan), Social
Responsibility (pertanggungjawaban pemerintah terhadap rakyat), Social Support
(dukungan rakyat terhadap pemerintah), Social Control (kontrol masyarakat
terhadap tindakan-tindakan pemerintah).
Berbicara tentang
pemberantasan korupsi, bukan hanya berbicara soal kinerja KPK, Kepolisian dan
Kejaksaan. Masyarakat harus bersama penegak hukum dalam melakukan langkah
pencegahan (preventif). Hal tersebut karena korupsi merupakan musuh bersama
yang harus diberantas. Partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan
pemberantasan korupsi diatur dalam peraturan perundang-undangan. Masyarakat
dapat berperan serta membantu upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
korupsi. wujud peran serta tersebut diantaranya mencari dan memberikan
informasi adanya dugaan tindak pidana korupsi (vide Pasal 41 UU Nomor 31 Tahun
1999). Kemudian diatur pula dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2000 yang
menegaskan peran serta masyarakat adalah peran aktif perorangan, organisasi
masyarakat, atau Lembaga Swadaya Masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan
tindak pidana korupsi
4.
Strategi
Media Relation TNI / POLRI dalam menjalin hubungan baik dengan media massa
Mengelola
hubungan baik dengan media menjadi sangat penting untuk menunjang kegiatan Public
Relations. Dalam menjalankan kegiatan media relations, salah satu tugas yang
harus dikerjakan adalah menjalin hubungan baik dengan wartawan.
Dalam
pelaksanaanya Humas TNI / POLRI telah melakukan praktik media relations seperti
dalam teori
Yosal Iriantara, 2005: 33. Proses Public Relations yang standar itu diawali
dengan:
• pengumpilan
fakta, pengumpulan fakta bisa dilakukan dengan penelitian, menganalisis pemberitaan
media atau membaca kecenderungan (trend analisis).
• Perencanaan
dan peyusunan program berdasarkan permasalahan yang sudah di rumuskan itu lalu
dibuat perencanaan untuk memperbaikinya.
• Menjalankan
rencana itu melalui tindakan dan komunikasi misalnya dengan menyelenggarakan
konfrensi pers.
• Evalusi yang
dilakukan terhadap semua rangkaian kegiatan dan program tersebut.
Seluruh
tahapan strategi Public Relations yang dilakukan oleh TNI / POLRI dalam media relations
memiliki tujuan utama yaitu untuk menjalin hubungan baik dengan para wartawan. Dengan
terjadinya hubungan yang baik ini, maka diharapkan adanya penulisan pemberitaan
yang positif oleh media terhadap TNI / POLRI. Menurut para wartawan, penting
bagi Humas TNI / POLRI supaya memilki pemahaman mengenai suatu media. Selain
memasok materi yang layak diterbitkan, semua prkatisi PR juga perlu memahami
bagaimana sebuah informasi di media itu diterbitkan. Sebagian pengetahuan tersebut
dapat dipelajari hanya dengan mengamati dan menganalisisnya saja Dalam
pelaksanaan kegiatan media relation, wartawan mempunyai anggapan bahwa selama
ini perusahaan dalam mengadakan kegiatan media relations memiliki beberapa
kelebihan antara lain :
1. Wartawan selalu dikonfirmasi terlebih dahulu
jika TNI / POLRI akan mengadakan
kegiatan atau
acara penting. Biasanya lewat undangan yang bersifat resmi, atau yang
tidak resmi
seperti lewat telepon dan sms tentang pemberitahuan tempat, waktu,
tanggal
pelaksanaan acara kepada wartawan.
2. Selama pelaksanaan kegiatan tersebut, pihak
perusahaan telah memberikan informasi
yang jelas dan
terbuka bagi wartawan. Jika dirasa masih kurang lengkap, maka humas
Polda Jateng
siap menerima kedatangan atau pertanyaan seputar informasi tersebut.
3. Bekerja
sama dalam penyediaan materi, seperti membagikan press release kepada
media. Dengan tujuan agar informasi yang akan
ditulis di media baik dan jelas.
Bidang
Humas POLRI merupakan salah satu bidang
pada institusi Polri yang menerapkan metode komunikasi untuk menciptakan,
mengembangkan dan memelihara kondisi yang diinginkan guna mendukung kelancaran
tugas pokok Polri. Kegiatan Humas lebih diarahkan ke bentuk penerangan yaitu
kegiatan yang dimaksudkan membentuk opini positif dalam menghadapi ancaman
kantibmas. Bidhumas bertugas menyelenggarakan fungsi hubungan masayarakat
melalui pengelolaan dan penyampaian pemberitaan /informasi serta
kerjasama/kemitraan dengan media massa dalam rangka pembentukan opini
masyarakat yang positif bagi pelaksanaan tugas Polri.
Dalam strateginya,
humas POLRI menyelenggarakan fungsi PR
melalui pengelolaan, penyampaian berita, dan kemitraan dengan media massa dalam
pembentukan opini atau citra yang positif dari masyarakat bagi pelaksanaan
tugas. Ini dikarenakan hampir sebagian masyarakat masih kurang melihat gambaran
dari dedikasi poilsi. Selanjutnya, humas TNI /POLRI membuat data base yang
mencakup semua, agar apabila dalam menyampaikan informasi kepada media, humas
dapat dengan mudah menjawab semua pertanyaan yang diajukan dalam berbagai
kasus, dan agar dapat sigap apabila ada pertanyaan yang datang dengan tidak
diduga. Humas juga tak jarang melakukan kegiatan-kegiatan seperti Jumpa Pers,
Press Release, Dialog Interaktif, Press Room, Sarasehan, Kliping Harian, Press
Tour, Special event, dan Kunjungan ke Media. Cara humas melakukan pendekatan
dengan pers yaitu dengan melakukan pendekatan secara personal dengan mengadakan
sarasehan dengan insan pers dan adanya saling keterbukaan antara humas dengan
wartawan, tidak ada rasa ketakutan menghadapi media karena media merupakan
saluran informasi kepada masyarakat. Selain itu humas juga selalu
mengkonfirmasi terlebih dahulu jika akan mengadakan kegiatan atau acara
penting. Biasanya lewat undangan yang bersifat resmi, atau yang tidak resmi
seperti lewat telepon dan sms tentang pemberitahuan tempat, waktu, tanggal
pelaksanaan acara kepada wartawan. Apabila ingin melakukan jumpa pers dalam rangka
mengklarifikasi sebuah kasus yang sedang hangat, humas TNI/POLRI cukup peka
terhadap pers, yaitu dengan melakukan konfirmasi terkait kapan tepatnya
dilakukannya kegiatan, agar terdapat kejelasan waktu dan menghindari terjadinya
kekecewaan pers apabila ada waktu yang mengaret. Humas juga Bekerja sama dalam
penyediaan materi, seperti membagikan press release kepada media. Dengan tujuan
agar informasi yang akan ditulis di media baik dan jelas serta memberikan
kemudahan bagi media dalam penyampaian berita.
5.
Penggunaan
Media Cyber Untuk Publikasi Korporasi
Public relations adalah salah satu
bagian dari perusahaan yang memiliki peran dan fungsi yang sangat penting.
Salah satu fungsi public relations adalah melaksanakan kegiatan yaitu cyber
PR.Cyber PR adalah semua kegiatan public relationsyang dilakukan dengan
menggunakan fasilitas internet. Internet dapat menjangkau seluruh publik di
seluruh dunia hanya dengan memanfaatkan seperangkat komputer yang telah
terhubung dengan internet.
Manfaat yang dapat dirasakan
dengan adanya cyber PR ini adalah dari segi penghematan biaya yang tidak
terlalu besar dan dari segi penghematan waktu tidak terlalu membutuhkan waktu
yang lama. Bisa disebut dengan memanfaatkan cyber PR ini akan terasa lebih
praktis dalam kegiatan kehumasan misalnya saja kegiatan humas dalam mencari
informasi, publikasi dan membina hubungan dengan relasi.
Salah satu cyber PR
yang sering digunakan dalam kegiatan public relations adalah e-mail. Electronic
mail atau yang bisa disingkat dengan e-mail merupakan salah satu fasilitas yang
banyak digunakan dalam dunia internet. E-mail berfungsi untuk mengirimkan pesan
dalam bentuk teks dan gambar dari satu komputer ke komputer lain dalam satu
jaringan global yaitu internet.
Saat ini e-mail tidak
hanya digunakan untuk berkirim surat elektronik saja, dengan seiring
perkembangan teknologi yang semakin canggih saat ini e-mail sudah dapat
digunakan dengan berbagai macam kelebihannya. Misalnya saja e-mail dapat berupa
tulisan, teks, gambar, dan suara. Selain itu juga dapat berkirim e-mail dengan
format grafik dan editing HTML. Ini tentu saja sangat menguntungkan bagi
seorang Public Relations Officerdalam kegiatan mencari informasi, publikasi dan
membina hubungan dengan relasi.
Dalam mencari informasi
seorang Public Relation Officer tidak perlu bersusah payah mencari berita
dengan terjun langsung ke lapangan. Cukup dengan duduk manis menggunakan
komputer dengan fasilitas internet, berita sudah dapat didapatkan dengan mudah.
Hanya dengan membrowsing berita yang kita inginkan melalui beberapa website
searching seperti www.yahoo.com, www.google.comserta masih banyak yang lainya.
Salah satu kegiatan
lainnya yang dilakukan oleh seorang Public Relations Officerdalam kegiatan
publikasi dalam jaringan internet adalah dengan menggunakan mailing list –
mailing list yang sesuai dengan target perusahaan. Public Relations
Officermenggunakan mailing list dengan cara memasukan tulisan baik berupa
artikel maupun press release mengenai perusahaan. Secara otomatis seluruh
anggota milis akan merasakan keuntungan yaitu mendapatkan seluruh informasi
dengan mudah dari kegiatan publikasi yang dilakukan oleh Public Relations
Officer.
Dalam membina hubungan
dengan relasi, seorang Public Relations Officer harus dapat menjaga hubungan
baik dengan publik eksternal perusahaan dengan menggunakan e-mail. Misalnya
saja wartawan, dengan e-mailmaka wartawan akan sangat mudah mengirimkan siaran
persnya. Begitupun sebaliknya, jika seorang Public Relations Officermempunyai
berita tentang perusahaan yang butuh disampaikan ke media dapat langsung
mengirimkannya melalui e-mail.
Selain itu yang lebih
penting adalah menjaga hubungan baik dengan wartawan. Dengan e-mail komunikasi
dapat berjalan dengan baik. Public Relations Officerdapat saling menyapa dengan
wartawan melalui e-mail, misalnya saja saling menanyakan kabar serta saling
menanyakan kegiatan yang sedang dilakukan. Bahkan saja bisa melakukan sesi
wawancara tanpa harus bertatapan muka secara lansung, misalnya saja dengan
menggunakan fasilitas yahoo messenger. Hal ini tentu saja dapat menumbuhkan
citra baik bagi perusahaan perusahaan.
No comments:
Post a Comment