Komunikasi kesehatan
Komunikasi
kesehatan adalah Studi yg mempelajari bagaimana cara menggunakan strategi
komunikasi untuk menyebarluaskan informasi kesehatan yang dapat mempengaruhi
individu dan komunitas agar mereka dapat membuat keputusan yang tepat berkaitan
dengan pengelolaan kesehatan. Studi yang menekankan peranan teori komunikasi
yang dapat digunakan dalam penelitian dan praktek yg berkaitan dengan promosi
kesehatan dan pemeliharaan kesehatan. Proses untuk mengembangkan atau membagi
pesan kesehatan kepada audiens dgn maksud mempengaruhi pengetahuan, sikap dan
keyakinan mereka tentang pilihan perilaku hidup sehat. Komunikasi kesehatan
meliputi informasi tentang pencegahan penyakit, promosi kesehatan,
kebijaksanaan pemeliharaan kesehatan, regulasi bisnis dalam bidang kesehatan, yang
sejauh mungkin mengubah dan membaharui kualitas individu dalam suatu komunitas
atau masyarakat dengan mempertimbangkan aspek ilmu pengetahuan dan etika.
Dari
berbagai definisi dapat disimpulkan bahwa komunikasi kesehatan meliputi unsur 2
:
1. Proses
komunikasi manusia ( human communication ) demi mengatasi masalah kesehatan. Komunikasi
yg sama dgn komunikasi pada umumnya, yaitu ada komunikator kesehatan,
komunikan, pesan, media, efek, ada konteks komunikan kesehatan. Beroperasi pada
level atau konteks komunikasi antar personal, kelompok, organisasi, publik dan komunikasi masa. Belajar memanfaatkan
strategi komunikasi. Belajar tentang peranan teori komunikasi dalam penelitian dan praktek yang
berkaitan dengan promosi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan. Penyebar luasan
informasi ttg kesehatan.
2. Keterpengaruhan
dari individu dan komunitas dalam pembuatan keputusan yg berkaitan dgn
kesehatan. Pemanfaatan media dan tehnologi komunikasi dan tehnologi informasi
dalam penyebarluasan informasi kesehatan. Pengubahan kondisi yg kondusif yg
memungkinkan tumbuhnya kesehatan manusia dan lingkungannya. Variasi interaksi
dalam kerja kesehatan misalnya komunikasi dgn pasien diklinik, self help
groups, mailings,hotlines, kampanye media massa hingga penciptaan peristiwa. Pendidikan
kesehatan.
Cakupan komunikasi kesehatan.
Banyak
sekali teori, modal dan perspektif mengenai komunikasi kesehatan. Namun semua
model teoritik maupun praktis itu meliputi :
1. Komunikasi
persuasif dan komunikasi yg berdampak pada perubahan perilaku kesehatan.
2. Faktor2
psikologis individual yg mempengaruhi persepsi terhadap mkesehatan.:
-
Stimulus ( objek
persepsi ) > sense organ dan pemaknaan stimulus ( respons ).
-
Bagaimana mengorganisir
stimulus >berdasarkan aturan, skemata dan label.
-
Interpretasi dan
evaluasi berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan lain2
-
Memory dan
-
Recall.
3. Pendidkan
kesehatan ( health education ) yg bertujuan
Memperkenalkan perilaku hidup sehat melalui
informasi dan pendidkan kepada individu dgn menggunakan aktivitas material
maupun terstruktur. Cakupan pendidikan kesehatan meliputi :
-
Jenis pendidikan
profesional dibidang kesehatan
(kurikulum dll ).
-
Penjenjangan pendidikan
profesi.
-
Pelatihan profesional (
jenis, jenjang dan kurikulum)
-
Pendidikan masyarakat (
informal ).
4. Pemasaran
sosial yg bertujuan utk memperkenalkan
Atau mengubah perilaku positif melalui prinsip2
pemasaran dng mengintervensi informasi kesehatan yg bermanfaat bagi komunitas.
5. Penyebarluasan
informasi kesehatan melalai media
(
sosialisasi , informasi, pendidikan, hiburan, opini, pemberitaan dll )
6. Advokasi,
pendampingan melalui mkomunitas, kelompok atau media massa yg bertujuan utk
memperkenalkan :
-
Kebijakan.
-
Peraturan.
-
Program 2 utk
memperbaharui kesehatan.
7. Resiko
komunikasi bertujuan utk menyebar luaskan informasi yg benar mengenai resiko yg
dihadapi oleh masyarakat terhadap informasi mengenai kesehatan termasuk dampak
penggunaan informasi yg salah mengenai kesehatan, dan mengusulkan cara2 utk
mengatasi kesalahan informasi.
8. Komunikasi
dgn pasien meliputi informasi utk seorang individu misalnya informasi yg berkaitan
dgn kondisi kesehatan individu, bagaimana memaksimalkan perawatan, pemberian
terapi, atau penyampaian pendekatan alternatif, termasuk dalam tema ini adalah
bgm melayani pasien secara komunikatif.
9. Informasimkesehatan
utk para konsumen ---- satu aktivitas komunikasi yg ditujukan kepada para
individu- konsumen demi membantu individu utk memahami kesehatan individu, bgm
individu membuat keputusan yg berkaitan dgn kesehatan individu, kesehatan
keluarga, misalnya berhubungan dgn penyedia jasa kesehatan, asuransi kesehatan
atau asp;ek pemeliharaan kesehatan jangka panjang.
10. Merancang
health entertain atau hiburan yg didalamnya mengandung informasi kesehatan, yg
meliputi pilihan jenis hiburan yg dijadikan sebagai event utk mengomunikasikan tema2 mengenai kesehatan
individu maupun keshatan masyarakat.
11. Komunikasi
kesehatan yg interaktif yakni komunikasi kesehatan yg dilakukan melalui media
intreaktif shg terjadinya dan diskusi antara sumber dgn penerima melalui media
massa.
12. Strategi
komunikasi yg menjadi desain pilihan :
-
Komunikasi kesehatan.
-
Pesan2 kesehatan.
-
Media kesehatan.
-
Komunikasi keshatan (
audiens – sasaran komunikasi)
-
Mereduksi hambatan
komunikasi.
-
Menentukan atau memilih
konteks komunikasi kesehatan d l l .
Tujuan komunikasi kesehatan.
1.
Tujuan strategis
pada umumnya program-program yg berkaitan
dgn komunikasi kesehatan yg dirancang dalam bentuk paket acara atau paket modul
dpt berfungsi utk :
1. Relay
information, meneruskan informasi kesehatan dari suatu sumber kpd pihak lain
secara berangkai ( hunting ).
2. Enable
informed decision making – memberikan informasi akurat utk memungkinkan
pengambilan keputusan.
3. Promote
peer information exchange and emotional support – mendukung pertukaran pertama
dan mendukung secara emosional pertukaran informasi kesehatan.
4. Promote
healthy behavior – informasi utk memperkenalkan perilaku hidup sehat.
5. Promote
self care – memperkenalkan pemeliharaan kesehatan diri sendiri.
6. Manage
demand for health services- memenuhi permintaan layanan kesehatan.
2. Tujuan praktis
secara praktis tujuan khusus komunikasi
kesehatan itu meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui beberapa usaha
pendidikan dan pelatihan agar dapat :
1. Meningkatkan
pengetahuan yg mencakup :
-
Prinsip2 dan proses
komunikasi manusia .
-
Menjadi komunikator –
yg memiliki etos, patos ,logos
kredibilitas dll.
-
Menyusun pesan verbal
dan non verbal dalam komunikasi mkehatan.
-
Memilih media yg sesuai
dgn konteks komunikasi kesehatan.
-
Menentukan segmen
komunikasi yg sesuai dgn konteks komunikasi kesehatan.
-
Mengelola umpan balik
atau dampak pesan kesehatan yg sesuai dgn kehendak komunikator dan komunikan.
-
Mengelola hambatan2
dalam komunikasi kesehatan.
-
Mengenal dan mengelola
konteks komunikasi kesehatan.
-
Prinsip 2 riset.
2. Meningkatkan
kemampuan dan ketrampilan
Berkomunikasi efektif. Praktis berbicara, berpidato,
memimpin rapat, dialog, diskusi, negosiasi, menyelesaikan konflik, menulis,
membaca, wawancara, menjawab pertanyaan, argumentasi dll.
3. Membentuk
sikap dan perilaku berkomunikasi.
· berkomunikasi yg menyenangkan, empati.
· berkomunikasi dgn kepercayaan pada
diri.
· menciptakan kepercayaan publik dan
pemberdayaan publik.
· membuat pertukaran gagasan dan
informasi makin menyenangkaqn.
· memberikan apresiasi terhadap
terbentuknya komunikasi yg baik.
Manfaat
mempelajari komunikasi kesehatan
1.
Memahami interaksi antara kesehatan dgn perilaku
individu .
2. Meningkatkan
kesadaran kita ttg isu keehatan.
Mengelola pesan dalam komunikasi kesehatan.
Hakekat
pesan yakni :
1.
Isi (content) pesan (message) merupakan basis dari pengaruh komunikator (juga
media), inilah yang paling utk dipelajari.
2.
Isi pesan dirancang secara cermat oleh
perancang, produser, penulis,editor utk mempengaruhi audiens.
3. Isi pesan tidak selalu terikat pada hal yg
benar tetapi juga pada isu yg tidak benar.
4. Studi ttg isi pesan mendorong kita utk
meramalkan dampak terhadap audiens.
Yang
dimaksud dgn content/isi informasi (pesan) kesehatan :
1. Content/isi adalah kelengkapan jumlah
(kuantitas) dan kualitas informasi verbal dan visual mengenai kesehatan yg
didistribusikan oleh komunikator atau media.
2. Jumlah/kuantitas isi itu merujuk pada
jumlah waktu yg digunakan dalam detik, menit, jam utk memuat berita, film dan
lain2. Atau jumlah kolom surat kabar/majalah yg memuat berita, opini, gambar,
cerpen, berita daerah, kolom, feature, dalam satu kali terbitan.
3. Kualitatif merujuk pada mutu,kualitas
isi, penampilan faktual, pemerolehan berita, daya guna sebuah berita, fakta,
keabsahan, metode dan tehnik pengolahan.
Kategori
fungsi – isi pesan
1. Fungsi mengawasi lingkungan,
memperingatkan ancaman dan bahaya ttg dunia disekeliling kita , memperingatkan
bahaya penyakit menular, bahasa hiv/aids dll.
2. Fungsi korelasi, melalui tajuk dan
propaganda sehingga membuat audiens menghubungkan peringatan tsb dgn pengawasan
lingkungan diatas.
3. Transmisi, isi mengalihkan norma
masyarakat dalam pelbagai cara.
4. Hiburan, manusia normal berpikir bahwa
mereka butuh hiburan, santai, humor. Isi pesan bisa dirancang sedemikian rupa
utk menampilkan juga aspek hiburan agan audiens menikmati.
Memahami dan memakai pesan verbal dalam komunikasi
kesehatan.
Dalam
komunikasi verbal artinya pesan2 disampaikan dlm bentuk verbal berupa kata2 yg
diucapkan(vokal), dfitulis (visual).
1. Penggunaan bahasa secara pragmatis.
Seorang komunikator kesehatan hendaklah
memperhatikan kebiasaan dan kepraktisan bahasa dikalangan ibu2 desa yg
berkunjung dipuskesmas, bapak2 nelayan dipantai, para gadis dipasar umum,
orang2 yg berada dalam perjalanan dll.
2. Ingat variasi berbahasa
Dalam komunikasi kesehatan, apalagi dalam situasi
antar budaya, hendaklah kita memperhatikan beberapa variasi berbahasa yg bersumber
pada :
· dialek.masing2 daerah mempunyai dialek
utk menerangkan kata atau istilah lokal.
· aksen. Menunjukan kehasan tekanan
dalam ucapan bahasa lisan.
3. Struktur pesan.
Ditunjukan
dgn :
-
Pola penyimpulan
(tersirat atau tersurat).
-
Pola urutan argumentasi
(mana yg lebih dahulu).
-
Argumentasi (yang
disenangi atau tidak disenangi), pola obyektivitas (satu sisi atau dua sisi).
3. Gaya pesan (bahasa).
Gaya
pesan merupakan variasi linguistik dalam penyampaian pesan dgn :
-
Pengulangan.
-
Mudah dimengerti.
-
Perbendaharaan kata.
-
Kemampuan menggunakan
gaya bahasa.
4. Daya tarik pesan.
Yg dimaksud dengan daya tarik pesan (message
appeals) mengacu pada motif2 psikologi yg dikandung pesan yakni :
· rasional emosional.
· fear appeals (daya tarik ketakutan)
· reward appeals (daya tarik ganjaran.
Rasional
emosional.
Rasional
adalah rancangan pesan yg menjelaskan suatu informasi secara rasional sesuai
dgn syarat2 yg seharusnya. Misalnya syarat ilmum kesehatan dll. Contoh karena
penyakit ini disebabkan oleh virus maka tdk bisa diobati.penyakit ini akan
sembuh sendiri yg dalam istilah medis disebut self limited disease ujar
aman.menurut dia yg bisa dilakukan terhadap penyakit ini adalah melakukan
pengobatan sesuai dgn gejalah2 penyakit atau simthomatis. Misalnya ketika
penderita mengalami batuk diberi obat batuk dsbnya.
Emosional
adalah rancangan pesan yg menjelaskan suatu informasi secara emosional sehingga
menggugah emosi audiens. Contoh merokok dapat menyebabkan kanker, serangan
jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin. Jika bapak tetap merokok
berarti bapak membunuh diri. Itukan kasihan anak2 dan istri apalagi kalau bapak
jadi impoten, maka rumah tangga bapak bakal tdk bahagia.
Fear
appeals (daya tarik ketakutan)
Misalnya
bgm hubungan pembantu dgn anak2 ketika orang tua tdk berada dirumah. Hal ini
akan mendorong para orang tua sibuk utk meluangkan waktu lebih banyak utk
anak2nya.
Reward
appeals (daya tarik ganjaran).
Misalnya
pasta gigimembertikan iming2 bagi pembeli dgn hadiah jutaan rupiah setelah
mengumpulkan sejumlah bungkus tertentu. Jadi orang dipersuasi utk membeli
produk bukan karena dia butuh produk tsb
tetapi krn dia ingin mendapatkan hadiah karena membeli produk itu.
Mengacu
pada teori Blum tentang peran “empat faktor” untuk mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat, terlihat bahwa:
1. Faktor lingkungan
2. Faktor perilaku
3. Faktor pelayanan kesehatan
4. Faktor heredity
Dari
pengalaman lapangan didapatkan pengaruh lingkungan merupakan pengaruh terbesar
pada upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Manusia di dalam
menghadapi faktor lingkungan itu, tertantang dalam dua hal;
1. Apakah ia akan “dipengaruhi” lingkungan
yang berarti manusia menerima apa saja yang berlaku dalam lingkungan dimana ia
berada, hidup dan berinteraksi.
2. Ataukah ia “mempengaruhi” lingkungan yang
berarti manusia bersangkutan mampu mengelola lingkungan dimana ia berada, hidup
dan berinteraksi.
Hidup
sehat berwawasan ramah lingkungan merupakan harapan ideal. Para ahli sepakat
bahwa “sekiranya lingkungan dapat diatur semau kita sehingga upaya hidup sehat
menjadi mudah terlaksanya”. Sayangnya hal itu tidak mungkin berlangsung,
olehnya untuk hidup sehat diperlukan kemampuan mengelola keseimbangan “ekosistem,
nilai budaya dan pengamalan perilaku” yang bermanifestasi sebagai keseimbangan
“agent, host and environment”.
Guna
mewujudkan pelaksanaan health education berazas pada proses Belajar-Mengajar,
bagi seorang health educator diperlukan baginya pengetahuan tentang penyusunan
tujuan instruksional sesuai syarat-syaratnya serta kemampuan menilai faktor
pendukung dan penghambat pada pelaksanaan proses Belajar-Mengajar tersebut,
termasuk tersedianya kurikulum dan pemilihan jenis pendidikan.
Komponen Komunikasi Kesehatan
Komunikator
adalah orang atau lembaga yang menyampaikan pesan, misalnya berisikan himbauan
untuk melakukan 3M dalam mencegah dan memberantas penyebaran dan perkembangan
nyamuk aedes agyphti yang menyebabkan penyakit DBD.
Pesan
adalah pernyataan yang didukung oleh lambang yang mempunyai arti, contohnya
bias berupa slogan tentang hidup sehat dan lain-lain.
Komunikan
adalah orang yang menerima pesan. Komunikan bias berupa manyarakat maupun
lembaga tertentu yang bertanggung jawab atas peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.
Media
adalah sarana atau saluran yang mendukung proses penyampaian pesan. Media
dimaksud bias berupa media cetak maupun elektronik yang dahulu biasa dilakukan
dengan kegiatan penyuluhan.
Efek
adalah dampak atau akibat yang ditimbulkan oleh pesan . efek atau dampak ialah
nilai ketercapaian kita dalam penyanpaian pesan. Nilai baik maupun sebaliknya
tergantung cara kita dalam menyampaikan pesan tersebut.
Landasan
Komunikasi Kesehatan
Dalam
Undang-undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 63 dijelaskan perlunya
pengembangan Sistem Informasi Kesehatan yang mantap agar dapat menunjang
sepenuhnya pelaksanaan manajemen dan upaya kesehatan dengan menggunakan
teknologi dari yang sederhana hingga yang mutakhir disemua tingkat administrasi
kesehatan. Sistem Informasi Kesehatan dikembangkan terutama untuk mendukung
manajemen kesehatan. Pendekatan sentralistis di waktu lampau menyebabkan tidak
berkembangnya manajemen kesehatan di unit-unit kesehatan dan di Daerah.
Manajemen memang akan berkembang dengan baik pada saat suatu unit atau Daerah
diberi kewenangan untuk mengurus dirinya sendiri (otonom).
Dengan
kurang jelasnya manajemen kesehatan diwaktu lampau, maka kebutuhan informasi
dan datanya pun menjadi tidak jelas pula.
Oleh
karena itu, tahun 2001 yang merupakan awal pelaksanaan Otonomi Daerah dapat
dianggap sebagai momentum yang tepat untuk mulai mengembangkan kembali Sistem
Informasi Kesehatan. Mendukung hal tersebut maka pada tahun tersebut di
terbitkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 551/Menkes/SK/V/2002 tentang
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional
(SIKNAS). Seiring dengan pesatnya perkembangan di bidang Teknologi Informasi
dan Komunikasi (ICT) maka pada tahun 2003 dikeluarkan Instruksi Presiden RI
Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengem-bangan
egovernment. Kemudian dijabarkan lagi melalui
Surat
Keputusan Menteri Informasi & Komunikasi nomor 56/KEP/M.KOMINFO/12/2003
tentang Panduan Manajemen Sist Dokumen Elektronik (versi 1.0) dan Surat
Keputusan Kepala Badan Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/ 2003 tentang
Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Perlunya Komunikasi Kesehatan di Bidang Kesehatan
Komunikasi
Kesehatan menjadi semakin populer dalam upaya promosi kesehatan selama 20 tahun
terakhir. Contoh, komunikasi kesehatan memegang peranan utama atau
pengontribusi dalam pemenuhan 219 dari 300 tujuan khusus dalam Healthy People
2010. Apabila digunakan secara tepat, komunikasi kesehatan dapat mempengaruhi
sikap, persepsi, kesadaran, pengetahuan dan norma sosial yang kesemuanya
berperan sebagai precursor dapa perubahan prilaku. Komunikasi kesehatan sangat
efektif dalam mempengaruhi prilaku karena didasarkan pada psikologi sosial, pendidikan
kesehatan, komunikasi massa, dan pemasaran untuk mengembangkan dan menyampaikan
promosi kesehatan dan pesan pencegahan
–pencegahan.
Karya
awal yang mempengaruhi perkembangan komunikasi kesehatan di susun oleh National
Cancer Institute (NCI) dan diberi judul Making Health Communication Programs
Work: A Planner’s Guide. Panduann ini menyatakan bahwa bidang ilmu seperti
pendidikan kesehatan, pemasaran sosial, dan komunikasi massa secara bersama
mendefinisikan komunikai kesehatan. Bukan hal luar biasa apabila mendengar
peryataan bahwa komunikasi kesehatan bahkan merupakan nama yang lebih baik
untuk profesi daripada promosi kesehatan atau pendidikan kesehatan bahwa segala
sesuatu yang dilakukan dalam promosi kesehatan melibatkan komunikasi untuk
kesehatan. Kenyataannya, komunikasu kesehatan telah didefinisikan secara luas
oleh Everett Rogers, seorang pelopor dalam bidang komunikasi, sebagai segala
jenis komunikasi manusia yang berhubungan dengan kesehatan.
Komunikasi
kesehatan juga dapat mencerminkan bagaimana persoalan kesehatan diterima oleh
audiens tertentu. Contoh, NCI mendefinisikan komunikasi kesehatan sebagai seni
dan teknik menyampaikan informasi, mempengaruhi, dan memotivasi individu,
institusi, dan audiens public tentang pentingnya persoalan kesehatan. The
Centers of Disease Control and Prevention (CDC) mendefinisikan komunikasi
kesehatan sebagai suatu ilmu dan sebagai penggunaan strategi komunikasi untuk
menyampaikan informasi dan mempengaruhi keputusan individu dan masyarakat yang
dapat meningkatkan kesehatan. Walau begitu, masih ada orang yang membicarakan
konsep tersebut dengan menekankan berbagai bentuk aplikasinya , termasuk
advokasi media, komunikasi resiko, pendidikan hiburan, materi cetak, dan
komunikasi interaktif.
Ada
dua perspektif utama yang diambil ketika mempertimbangkan komunikasi kesehatan
dalam praktik promosi kesehatan saat ini. Beberapa praktisi memandang
komunikasi massa sebagai proses menyeluruh yang membingkai penerapan intervensi
promosi kesehatan. Praktisi ini memandang komunikasi kesehatan sebagai strategi
atau aktifitas sempit seperti publikasi informasi atau sejenis komunikasi.
Antar personal yang mungkin berlangsung antara pendidik kesehatan dan kliennya.
Kedua pemikiran itu menyebabkan komunikasi kesehatan rentan terhadap penafsiran
yang luas dan kesalahpahaman.
Jadi,komunikasi
kesehatan diperlukan di bidang kesehatan karena komunikasi dalam kesehatan
merupakan kunci pencapaian peningkatan tarap atau tingkat kesehatan masyarakat.
Sejauh ini komunikasi senantiasa berkembang seiring berkembangnya dunia
teknologi komunikasi. komunikasi yang dulunya biasa dilakukan dengan penyuluhan
yang secara langsung berhadapan dengan masyarakat dan dilakukan dengan media
audio/radio sekarang lebih popular dengan penyampaian pesan atau informasi
kesehatan melalui media internet maupun media cetak dan elektronik. Tidak hanya
bernilai praktis namun mempunyai nilai ekonomis dan tampilannya lebih menarik.
Media yang berkembang tersebut sangat membantu dalam ketercapaian komunikasi
kesehatan karena tercapai atau tidaknya komunikasi kesehatan lebih dikarenakan
penggunaan media informasi yang tepat, pesan yang sistematis dan mudah
dimengerti.